-800x600.jpg)
PEMANFAATAN LKPD BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Oleh Una Lativa, S.Pd.
Guru
Pendidikan Pancasila SMP Negeri 2 Ngadirejo Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
Berpikir kritis merupakan salah satu dari enam dimensi
dalam Profil Pelajar Pancasila. Dalam
pendidikan dasar dan menengah, para murid sejak dini perlu diperkenalkan dengan
logika berpikir kritis. Berpikir kritis (dalam monash.edu, 2022) didefinisikan
sebagai jenis pemikiran yang mempertanyakan, menganalisis, mengevaluasi, dan
membuat penilaian tentang sesuatu berdasarkan dokumen yang sudah dibaca,
didengar, dikatakan, atau ditulis. Para peserta didik yang sejak awal dilatih
berpikir kritis secara baik dan benar akan menemukan cara hidup baru. Cara
hidup baru berdasarkan refleksi atas pikiran kritis dapat dipertanggung
jawabkan.
Namun, kemampuan berpikir kritis peserta didik masih
rendah. Keadaan ini dapat diketahui dari ketidakmampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah secara efektif, peserta didik kurang aktif dalam mengajukan
pertanyaan, peserta didik ragu-ragu bahkan tidak berani menjawab pertanyaan
guru dengan ide atau gagasannya sendiri, peserta didik tidak berani
menyelesaikan soal dengan caranya sendiri karena takut salah, dan peran peserta
didik dalam mengerjakan soal masih kurang.
Upaya dalam mengatasi masalah dalam pembelajaran tersebut
yaitu dengan menerapkan inovasi bahan ajar yang dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik. Pengembangan bahan ajar yang memiliki
karakteristik dan kebutuhan peserta didik berupa LKPD berbasis masalah .
Apa itu LKPD berbasis
masalah?
Lembar kerja peserta didik adalah bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk pelaksanaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai.
LKPD berbasis masalah merupakan lembar kerja yang berisikan
tentang permasalahan nyata yang ada di lingkungan sekitar. Permasalahan nyata
tersebut dapat dikemas dalam bentuk soal cerita, artikel maupun berita dengan
mencantumkan sumber rujukannya. Kemudian, dalam LKPD tersebut dicantumkan juga
petunjuk kegiatan siswa.
Dalam LKPD berbasis masalah tersebut peserta didik
menentukan solusi untuk pemecahan masalah terkait permasalahan nyata yang telah
disajikan. Soal yang disajikan dalam LKPD ini juga sebaiknya merupakan soal
uraian. Karena dalam menjawab soal bentuk uraian proses berpikir, ketelitian
dan sistematika penyusunan dapat dievaluasi. Hasil evaluasi lebih dapat
mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Gambar Diambil dari: https://www.bing.com/images/